Sunday, August 8, 2010

Arigatou


*mode formal*
Gusti Ayu Savitri, atau yang akrab dipanggil Ayu, sedang berbahagia. Ia baru saja menjalin hubungan dengan seseorang yang sudah mencuri hatinya. Hubungan itu dimulai dari tanggal 22 Juli 2010. Persahabatan yang terjalin antara mereka telah berkembang menjadi cinta. Atas janji sehidup semati, mereka akan tetap menjalin hubungan tersebut dengan cinta yang tulus.

Tapi disini aku tidak ingin menyinggung kehidupan pribadi orang lain. Aku hanya ingin berbagi cerita yang terjadi padaku yang patut kusyukuri pula, sehingga aku ikut berbahagia atas kebahagiaan orang lain


*mode gaul*
oke jadi beberapa hari setelah Ayu jadian, gw langsung menghubungi anak-anak OSN Fisika, yang terdiri dari 5 orang, yaitu gw, Ayu, Alif, Zyah, dan Ubay. kita berlima sudah bisa dibilang kompak, karena kita selalu bersama ketika seleksi penyisihan OSN Fisika. kita berlima lolos pada penyisihan tingkat kabupaten. tapi di tingkat OSK, gw dan Alif tidak mampu melanjutkan. dan kemudian pada seleksi tingkat OSP, Ubay gagal. dan akhirnya pada tingkat OSP, tidak ada satupun dari kita yang tersisa untuk mengikuti OSN

cukup tentang masa lalu. setelah gw mengumpulkan para anak OSN fisika tersebut, kita langsung mengerubungi Ayu untuk satu tujuan; yaitu meminta PJ alias Pajak Jadian. sudah menjadi tradisi yang lazim apabila anak muda zaman sekarang menraktir teman-teman dekatnya bila baru saja jadian, bukan? tentu saja ini akibat globalisasi yang salah arah.

dengan ikhlas, akhirnya Ayu setuju untuk menraktir kita berempat di suatu restoran terkenal, yaitu Pizza Hut. dia nraktir kita menu delight, katanya sih biar murah. traktiran yang lumayan, meskipun gw gak makan banyak gara-gara udah makan roti di rumah sebelum berangkat, jadi cuma makan 2 potong.

*mode alim*
Dibalik semua kejadian itu, patutlah kita bersyukur atas semua yang diberikan Allah kepada kita, karena apabila kita bersyukur, maka Allah akan memberikan tambahan rezeki kepada kita. Sedangkan apabila kita kufur, Allah akan menurunkan azab-Nya yang amat pedih.

1 comment: