Thursday, March 27, 2014

Standard Subnetting dan VLSM

Melanjutkan postingan IP Address dan Subnetting.

Standard Subnetting dilakukan dengan memberikan porsi alamat host yang sama untuk setiap subnet yang terhubung pada suatu jaringan. Porsi alamat yang diberikan mengikuti subnet dengan jumlah host terbanyak. Hal ini dapat menyebabkan pemborosan alamat yang tidak terpakai, terutama jika jumlah host tiap subnet bervariansi tinggi. Oleh karena itu, digunakanlah VLSM (Variable Length Subnet Mask). Pada VLSM, setiap subnet diberikan porsi alamat yang sesuai dengan jumlah host aktif pada masing-masing subnet sehingga diharapkan tidak terjadi pemborosan.

Contoh Soal: Diketahui suatu alamat IP adalah 192.168.50.0/24 akan dibagi menjadi subnet-subnet berikut.
dengan jumlah masing-masing subnet adalah:

JakartaHQ : 8 hosts
YogyakartaHQ : 30 hosts
PadangHQ : 6 hosts
Router JKT-YOG : 2 hosts
Router JKT-PDG : 2 hosts
Router YOG-PDG : 2 hosts

(Harap diingat bahwa tiap subnet perlu menyisihkan 2 buah alamat khusus untuk Network Address dan Broadcast Address, sehingga jumlah alamat sesungguhnya yang diperlukan adalah = hosts + 2).

Menggunakan Standard Subnetting

  • Pertama, identifikasi subnet dengan jumlah host terbanyak.
    Pada contoh di atas, subnet dengan host terbanyak adalah YogyakartaHQ dengan total 32 hosts (30 hosts + NA + BA).
  • Tentukan nilai subnet mask untuk host terbanyak tersebut.
    Dengan 32 host, nilai subnet mask-nya adalah /27. (255.255.255.224)
    (32 = 2^host bit; host bit=5; 32-5=27)
  • Buat rentang alamat untuk masing-masing subnet.
    Akan lebih baik jika subnet diurut berdasarkan jumlah host tertingginya.
    Nama Subnet Network Address 1st Address Last Address Broadcast Address
    YogyakartaHQ 192.168.50.0 192.168.50.1 192.168.50.30 192.168.50.31
    JakartaHQ 192.168.50.32 192.168.50.33 192.168.50.62 192.168.50.63
    PadangHQ 192.168.50.64 192.168.50.65 192.168.50.94 192.168.50.95
    Router JKT-YOG 192.168.50.96 192.168.50.97 192.168.50.126 192.168.50.127
    Router JKT-PDG 192.168.50.128 192.168.50.129 192.168.50.158 192.168.50.159
    Router YOG-PDG 192.168.50.160 192.168.50.161 192.168.50.190 192.168.50.191
Kelebihan standard subnetting adalah perhitungan yang mudah karena setiap subnet mendapat jatah alamat yang sama rata. Kerugiannya adalah terdapat sisa alamat yang tidak terpakai yang cukup banyak, terutama bagi subnet Router yang sebenarnya hanya membutuhkan 2 host.
Pada contoh di atas, kebutuhan host berjumlah 62 alamat (50 host + (2 x 6 subnet)), sedangkan jatah alamat yang diberikan adalah 192 alamat. Sehingga perbandingannya adalah sebesar 32%. Dapat dilihat bahwa hal ini sangatlah tidak efisien.

Menggunakan VLSM

  • Urutkan subnet berdasarkan jumlah host terbanyak.
  • Berikan subnet mask berdasarkan jumlah host yang dimilikinya masing-masing.
    Nama SubnetTotal HostNilai 2^n TerdekatnSubnet Mask (32 - n)
    YogyakartaHQ32325/27255.255.255.224
    JakartaHQ10164/28255.255.255.240
    PadangHQ883/29255.255.255.248
    Router JKT-YOG442/30255.255.255.252
    Router JKT-PDG442/30255.255.255.252
    Router YOG-PDG442/30255.255.255.252

  • Buat rentang alamat untuk masing-masing subnet.
    Nama SubnetNetwork Address1st AddressLast AddressBroadcast Address
    YogyakartaHQ192.168.50.0192.168.50.1192.168.50.30192.168.50.31
    JakartaHQ192.168.50.32192.168.50.33192.168.50.46192.168.50.47
    PadangHQ192.168.50.48192.168.50.49192.168.50.54192.168.50.55
    Router JKT-YOG192.168.50.56192.168.50.57192.168.50.58192.168.50.59
    Router JKT-PDG192.168.50.60192.168.50.61192.168.50.62192.168.50.63
    Router YOG-PDG192.168.50.64192.168.50.65192.168.50.66192.168.50.67
Jika dilihat pada hasil VLSM, jatah alamat yang diberikan hanyalah 68 alamat. Nilai perbandingan VLSM dengan host yang diperlukan adalah 91%. Nilai ini jauh lebih kecil dibanding hasil standard subnetting. Pada contoh ini, dapat dikatakan bahwa VLSM lebih efisien 35% dibanding standard subnetting.

1 comment: