Memang terasa agak aneh, semua terasa hening. Hanya desiran angin yang terdengar. Aku berdiri di tepi tebing menghadap ke sebuah pintu. Sebuah pintu kayu coklat dengan gagang berwarna emas. Kakiku terasa lemas, seakan ingin terjun ke dalam tebing yang dasarnya tak terlihat itu. Pilihanku terbagi dua, antara membiarkan diriku terjatuh, atau masuk ke dalam pintu. Di belakangku kegelapan yang sangat kelam sedang bergerak menuju tempatku berdiri. Kegelapan yang telah menelan semua temanku. Tiada di dunia ini yang kupunya untuk menemani hidupku lagi.
Di antara semua pikiran mengganggu itu, akhirnya aku memegang gagang pintu itu dan memutarnya. Terbukalah pintu itu. Dari dalam pintu itu hanya kegelapan yang dapat kulihat. Aku putus asa, karena ke manapun aku pergi hanya kegelapan yang kutemui.
No comments:
Post a Comment